Tag Archive: motivator


SEBUAH KOMITMEN

DSCF1803_2

Levitation Photoshoot with Darwis Taniwan, Kheng, dan member BLIA YAD Indonesia | YADventure 2014 | Dharma Shanti Temple Berastagi (Captured by: Putera D.K.)

Hey, blog! Sangat bersyukur dengan segala momen yang telah mengisi kertas keseharian dalam sebuah buku kehidupan diriku. Seiring berjalannya waktu, segala pengalaman berharga, baik suka maupun duka ini telah semakin membuka pemikiranku bahwa dunia ini tidaklah sesempit yang selama ini saya bayangkan. Bahkan, bisa dibilang, dunia ini sudah terlalu luas. Tidak akan ada waktu yang cukup untuk bisa menjangkau semua hal di dunia ini.

Namun, yang bisa dilakukan adalah berusaha yang terbaik. Mendorong segala kekuatan yang ada dalam diri. Terkadang terlalu banyak hal yang harus dilakukan, namun tidak cukup konsentrasi untuk menyelesaikannya semua. Terkadang bisa malas, terkadang bisa cukup semangat namun keadaan tidak mendukung, dan terkadang banyak godaan dan halangan yang membuat kita tidak bisa menjadi apa yang kita impikan selama ini. Tapi, semuanya itu ternyata bukanlah masalah. Terkadang kita hanya perlu waktu untuk merenungi diri dan mengolah kembali managemen waktu kita. Lalu, mencari ke dalam hati diri kita apa yang sebenarnya mampu memotivasi kita menjadi lebih semangat dalam hidup. Saya menyadari bahwa pribadi saya harus didorong dengan sebuah komitmen. Sebuah perasaan dimana kita tidak ingin mengecewakan orang lain. Sebuah dorongan yang membuat kita berjuang mati-matian untuk mencapainya. Memang tidak mudah. Namun, sebuah komitmen layak untuk diperjuangkan.

Yah! Selalu ada pembelajaran dalam setiap pengalaman. Selalu ada konsekuensi yang harus kita ambil dengan tameng keberanian. Tetap semangat! Tetap semangat! Tetap semangat!

SEBUAH HARAPAN

Pernahkah kamu merasakan sebuah perasaan dimana segala sesuatu berhenti dan membuatmu berdiam diri sejenak? Memandangi dirimu sendiri dan bertanya dalam hati, “Apa tujuan saya hidup di dunia ini?”. Segala sesuatu kadang terasa begitu hampa. Bahagia lalu sedih. Sedih lalu bahagia. Kadang bukan sedih, juga bukan bahagia. Ada suatu perasaan yang tidak bisa dengan mudah diungkapkan dengan kata-kata. Yah. Dunia terus berputar. Waktu terus berdetak. Jantung terus berdenyut. Orang-orang terus menyibukkan dirinya dengan kegiatan rutin yang tak habis-habisnya. Begitu juga dengan semut-semut kecil yang tak pernah berhenti berjalan kesana-kemari. Apakah kita tidak jauh beda dengan kesibukan para semut? Lalu, apa yang kita sibukkan selama ini?

Kapan ini semua akan berakhir? Kenapa saya harus lahir di dunia ini? Apakah hanya saya sendiri yang berpikiran seperti ini? Atau apakah saya saja yang terlalu santai untuk menyempatkan diri berpikiran seperti itu? Sedangkan, orang lain yang terus mengejar impian mereka tidak akan memikirkan pertanyaan aneh tersebut? Terkadang saya membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya bisa bersyukur karena ada orang yang lebih kurang beruntung ketimbang saya. Saya juga bisa bersedih karena ada orang yang jauh lebih beruntung dari saya. Lalu apa?

davidwijaya91 david wijaya medan local talent info77 wordpress picket fence project photography creative art cute adorable kids candid

Apa yang saya harapkan sering tidak tercapai. Apa yang saya takutkan malah sering terjadi. Orang-orang di luar sana terus mencari tujuan hidup mereka. Yang diharapkan bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik di masa mendatang. Jikalau bisa, hingga ke anak cucu mereka. Tapi, siapa yang bisa melawan rasa jenuh dalam memperjuangkan hal tersebut? Saya hanya ingin kehidupan yang bisa membuatku semangat setiap hari. Namun, itu ternyata tidak gampang. Hati ini dengan mudahnya berubah dalam sekejap. Terkadang kita tidak ingin membohongi diri sendiri. Yah. Kita tampak bahagia dari luar namun sebenarnya kita cukup tersiksa dari dalam. Atau, kita memang tampak tidak begitu menikmati hidup, namun sebenarnya ada rasa optimis yang hanya diri kita sendiri yang merasakannya? Ya. Ada sebuah harapan di dalamnya.

“Harapan” yang mulai menjawab segala kebimbangan saya selama ini. Ternyata ada sebuah harapan di dalam diri setiap orang yang tidak tampak dari luar. Mereka digerakkan oleh harapan, mereka dipacu oleh harapan, mereka disadarkan oleh harapan. Semua orang terus memperjuangkan diri mereka dalam hidup demi sebuah harapan. Mereka tidak ragu untuk berani mengambil resiko seandainya harapan itu akan berakhir dengan sia-sia. Mereka sudah melupakan “apa tujuan saya hidup?” karena yang mereka pikirkan adalah “apa yang bisa membuat saya menjadi lebih baik dari sekarang?”. Apapun itu, setiap orang layak untuk memperjuangkan hidup mereka, baik karir, keluarga, sahabat, pasangan, kerabat, ataupun dalam masyarakat. Semoga kita tidak duluan “mati” sebelum kita benar-benar menghembuskan nafas terakhir. Ketika kita tidak memiliki harapan, maka kita sudah tidak memiliki kehidupan, walaupun tubuh kita masih aktif bekerja. Tanpa harapan, kita hanya melihat tanpa berpikir, kita hanya  bergerak tanpa tujuan, dan kita hanya berbicara tanpa suara.

doodle art doodleart DWskellington medan davidwijaya91 david wijaya mie tarek medan mietarek yang bikin narek 3d pop-up card info77 wordpressAcara besar Wishing Candle 2014 dari organisasi BLIA YAD Indonesia baru saja lewat beberapa hari yang lalu. Cukup beruntung mendapatkan kesempatan menjadi pembawa acara (MC) bersama dengan bro Hendry Willy Nasrun selama acara tersebut. Seperti tahun lalu, ini kedua kalinya kesempatan yang diberikan kepada saya. Membawakan acara di hadapan 1200 hingga 1500 peserta merupakan pengalaman berkesan sekaligus menegangkan. Semuanya berjalan dengan lancar. Terima kasih atas kesempatan ini (:

Btw, sedang mempersiapkan projek kecil lagi sebagai salah satu tambahan persiapan Mie Tarek di bagian Souvenir. Mencoba menerapkan Doodle Art sebagai bagian dari 3D Pop-up Card dan Greeting Card hingga ke bagian packaging dari produk tersebut. Masih perlu banyak belajar dan research lagi. Semangat! Semangat! (:

Yah, mindset yang selalu saya tanam saat mempersiapkan berbagai projek kecil ini adalah konsisten dan sabar. KONSISTEN dengan menghasilkan kreasi yang senantiasa unik dalam selang beberapa waktu DAN hati yang SABAR dikarenakan kesuksesan tidak dapat diraih hanya dalam sekejap mata. Selalu ada pembelajaran ketika kita masih di “bawah”, dimana saya sangat yakin bahwa pembelajaran yang dibangun dari “bawah” akan menjadi fondasi yang kuat ketika kita telah berada di “atas” suatu saat nanti. Yeay! Tetap semangat bro sis! (:

Hey, blog! Sempatin waktu lagi buat blogging (:

Lagi butuh inspirasi nih buat nyoret-nyoret lagi, karena projek Doodle Wall Art untuk interior Mie Tarek harus diselesain dalam waktu sebulan ini. Mama udah mulai jerit-jerit karena gak siap-siap doodle-ku ini. Sebenarnya bukan gak serius mau siapin, tapi kemarin memang sibuknya di projek kartu Valentine, jadinya belum bisa manage fokus tanggung jawab ini dengan baik dan maksimal. Finally, aku putusin untuk totally meng-hibernasi-kan projek bidang souvenir, dan fully fokus ke bidang kulinernya Mie Tarek. Padahal, sudah ada rencana untuk publish kartuku di Unfinished Market Forum 9 Building. Hiks! Benar-benar harus korbankan satu dulu, alias set priority. That is the only choice, bro!

Di samping itu, tetap jalani tanggung jawab organisasi yang kegiatannya semakin padat dan challenging. Ada nerima projek desain logo dari komunitas dan client juga dari kemarin. Terima kasih atas kepercayaannya! Tak lupa, semangat belajar untuk kuliah online di kelas baru T100 Universitas Ciputra masih tetap membara. HaHa. Ini kelas kedua yang saya ikuti setelah menyelesaikan kelas yang pertama selama 3 bulan kemarin. Bagi yang ingin belajar tentang entrepreneur secara online dan gratis, selalu ada kesempatan untuk hal tsb. Silahkan daftar saja DISINI. Kelas ini baru aja mulai tanggal 17 Februari yang lalu. Tidak ada kata terlambat! (:

Anyway, saya baru beres-beres 50% kerapian dari tempat kerja saya yang sebelumnya hancur banget tata letaknya. Mama juga jerit-jerit lagi karena hal ini. Aih! Kadang sebel juga, tapi mama memang orangnya peduli kok, jadi wajar aja dan harus maklum serta mengerti peran pentingnya dalam keluarga. Nah, kerapian ini bakal dilanjutkan lagi 50% nya besok. Alasan tata letak barang saya bisa hancur kayak tsunami gitu karena saya masih punya kebiasaan jelek. Kalau seandainya saya sudah terlalu sibuk dan fokus dengan beberapa tanggung jawab, maka saya bisa mengesampingkan kerapian barang yang saya pakai. Sebenarnya bukan hanya masalah kerapian, management waktu saya juga jadi kacau. DAN, MAMA PUN KEMBALI JERIT-JERIT LAGI,

“Kamu yah, orangnya pintar juga percuma kalau seandainya gak jaga kesehatan kamu! Padahal kamu sudah gak kuliah! Nanti kek mana kalau sudah mulai jualan lagi?!”

kasih sayang seorang ibu mama info77 davidwijaya91 mietarek mie tarek medan blogging blogger menulis sharingSebenarnya, belum sempat cerita kalau saya ada lanjut kuliah online lagi untuk kelas yang kedua. Tapi sudah keburu dijerit dan bagusan diam karena memang saya pantas dimarahi. Yah, kenapa coba? Saya akhir-akhir ini tidur jam 2 dini hari, jadwal makan terundur 2-3 jam dari jadwal makan yang seharusnya, dan saya kayak robot kerjain segala hal tanpa ada interaksi verbal dengan orang rumah yang lalu-lalang. Dalam hati kecilku ini, udah sempat ingin balas jeritan mama, tapi setelah saya diam sejenak dan berpikir kembali, kayaknya mama yang selalu menyadarkan saya tentang hal kesehatan, yang sebenarnya hal terpenting dalam kehidupan kita ini. Saya seharusnya bersyukur punya mama kayak gitu. Yang kelihatannya aja nyebelin, tapi sebenarnya gak gitu KALAU memang mengerti perannya. Yah, makanya, akhir-akhir ini saya juga udah mulai olahraga ringan di rumah, beberapa minggu sekali ada kegiatan futsal, dan terkadang melepas kejenuhan dengan hangout bersama teman.

Yah, that’s all my life experiences akhir-akhir ini. Semoga ke depannya bisa semakin lancar dan sukses future plan saya. Semoga kesehatan dan semangat berkarya selalu membara. Terima kasih atas segala inspirasi dari orang-orang sekitar. Terima kasih semuanya, baik senang ataupun susahnya kehidupan ini. Tetap semangat bro! Tetap semangat sis! (:

Today is Valentine’s day. Bagi yang jomblo, hari ini mungkin terasa gak JAUH beda dengan hari biasanya. Yah, kok rasanya sedih amet pembukaan tulisan ini ya? HaHa. Anyway, projek Valentine’s Day Mie Tarek akhirnya SELESAI juga. Puas banget akhirnya bisa CHALLENGE myself dengan konsep kartu yang baru, marketing yang baru, dan dengan pelayanan yang ekstra. Konsep baru dengan kombinasi kuntum bunga yang bermekaran ketika dibuka, marketing baru dengan discount 5ribu melalui tag friends di instagram & melalui KasKus Forum Jual Beli, serta pelayanan ekstra dengan fasilitas custom inisial nama, kotak percakapan, dan free ongkir untuk sekitar pusat kota Medan. Puasnya itu BUKAN karena nominal uang yang didapatkan, tetapi bagaimana proses menyelesaikan projek ini hingga tuntas, hingga mendapatkan feedback positif yang “unexpected” dari para customers. Yeay!

Apapun itu, semuanya sudah terlewati dan sangat bersyukur dengan PROGRESS yang semakin meningkat ini. Terima kasih atas segala jodoh baik, walaupun PLN SEMPAT memutuskan listrik dalam beberapa hari ini & hampir “mengancam” finishing kartu, akhirnya dengan tidur jam 1 dini hari, dan bangun jam 6:30 pagi gak sia-sia juga! HaHa. Detik-detik terakhir sebelum hari Valentine, firasatku memang sudah MULAI buruk kalau PLN ini bakal gak bersahabat dan TERNYATA benar! Fiuh! Gak ada gunanya juga sebenarnya jika saya jerit-jerit gak jelas dan mengutuk PLN, karena bagaimanapun mereka bakal gak dengar dan hanya membuat saya capek sendiri. Bagusan, saya mikirin gimana membuat plan B dengan masalah yang saya hadapi tersebut. Ayee!

Saya ingin berbagi sebuah momen berharga yang saya dapatkan mengenai pentingnya “service”, yang membuatku semakin sensitif dengan hal tsb. Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang sarapan pagi, saya melihat seorang tukang sol sepatu, yang kebetulan hanyalah seorang anak kecil, kelihatan sudah putus sekolah, dan jika dia sedang bersekolah, tampangnya hanya seorang murid kelas 3 SD. Saat saya sedang mengisi kelaparanku, saya menatap dirinya sedang menawarkan dirinya untuk meng-sol-kan sepatu seorang bapak. Bapak tersebut melihat-lihat sepatu yang dipakainya dari berbagai sisi, lalu dia pun melepaskan sepatunya kepada anak kecil tersebut. Anak kecil tsb pun mengambil sepatunya dan tampak sebuah senyuman singkat dari anak tsb saat itu.

Nah, itu mungkin sebuah kejadian yang biasa alias normal dalam kehidupan sehari-hari. Yang tidak pernah saya bayangkan adalah ketika anak kecil itu telah mengambil sepatu bapak tsb, dengan ligatnya anak itu melepaskan sandal jepitnya SENDIRI yang ternyata SANGAT kebesaran di kaki kecilnya itu, dan dengan tangan mungilnya yang LIGAT, dia memindahkan sandal tsb di bawah telapak kaki bapak tsb yang ukurannya PAS untuk sepasang kaki yang besar. Dalam hati, saya tersentak melihat momen tsb yang mungkin kelihatan “biasa”, tapi dalam pandangan saya, itu sebuah “service” yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Mungkin “gak biasa” bagi saya karena gak pernah sol sepatu dari dulu, tapi saat itu, saya merasa itu sebuah momen singkat yang berharga bagi saya saat memandang kejadian tsb. Ketika itu, saya yakin bahwa “service” merupakan salah satu hal terpenting dalam menjalankan sebuah usaha. Sebuah produk yang sama dengan service yang berbeda, akan menentukan bagaimana baik buruknya pandangan masyarakat terhadap perusahaan tsb (:

Yah, terima kasih atas inspirasi tak langsung dari anak sol sepatu tersebut. Saya tidak akan lupa di saat kita saling menatap satu sama lain, di saat kamu sedang meng-sol sepatu dengan ligatnya sambil menatap diriku yang hendak pulang dari tempat makan tsb (:

Besok sudah Senin lagi, bro sis! HaHa. Tadi malam jam 9 baru balik rumah setelah mengikuti program pelatihan kepanitiaan organisasi (Committee Training) di Berastagi selama 2 hari. Cukup bersyukur dimana sebuah kesempatan bagi saya untuk melatih diri saya dalam hal kepemimpinan, tanggung jawab, KOMITMEN, dan kerja sama tim di dalam organisasi tsb bersama guru pembimbing dan para panitia. Sebuah pengalaman dimana saya juga bisa mengembangkan EQ & SQ selain IQ yang saya pelajari selama pendidikan formal (:

Sebenarnya TIDAK penting organisasi apa yang saya ikuti.

Saya yakin setiap orang mempunyai jalan hidupnya masing-masing dengan situasi lingkungannya yang berbeda satu sama lain. Saya selalu membayangkan bahwa apa yang terjadi di lingkungan kita sebenarnya sifatnya netral (tidak positif ataupun negatif), tetapi lingkungan tsb akan menjadi negatif ataupun positif di saat bagaimana sudut PANDANG kita telah bekerja. Terkadang kita bisa dihadapi suatu kondisi yang membuat kita gerah, yang membuat kita TERTEKAN, yang membuat kita sedih dan putus asa, yang membuat kita tidak tahu harus berbuat apa, dan yang membuat kita HARUS berkorban dengan terpaksa.

Terkadang maju salah, mundur JUGA salah, dan berdiam diri MALAH semakin bersalah.

Saya hanya ingin, ketika kita berada di situasi tsb, cobalah di sebuah ruangan yang tenang, pejamkanlah mata kita dengan perlahan. Dengan sangat perlahan. Hirup lalu buanglah nafas dengan lambatnya, dan cobalah dengan anggunnya kita mulai tersenyum manis dari lubuk hati kita yang terdalam. Sebuah senyuman yang memancarkan kebahagiaan dalam diri kita. Sebuah aroma perasaan yang damai dan indah mulai menyebar di sekitar hidung kita. Hiruplah aroma tersebut. Bayangkanlah segala masalah kita pada ujungnya pun akan berakhir dengan bahagia. Cobalah berbicara dengan hati kita, “Masalah demi masalah sudah mulai mendatangi diri saya. Saya tidak mungkin bisa berlari menjauhi masalah tsb. Saya juga tidak mungkin bisa membiarkannya begitu saja. Saya juga tidak mungkin PASRAH begitu saja. Saya yakin, dan SANGAT yakin bahwa saya tidak mungkin begitu mudahnya menyerah. Saya SANGAT yakin, inilah ujian yang akan membuat saya semakin kuat. Saya SANGAT yakin, masalah ini pun akan berlalu. Saya SANGAT yakin, semuanya akan berakhir dengan rasa bahagia dan syukur. Dan, saya SANGAT yakin…  Hidup ini… akan indah… pada waktunya.”

Yah, hidup ini akan indah pada waktunya (:

motivator the power of public speaking kiat sukses berbicara di depan publik Charles Bonar Sirait national best seller bukuBuku berikutnya yang bakal mendampingiku menjalani keseharian hidup ke depannya adalah buku The Power of Public Speaking karangan Charles Bonar Sirait. Kebetulan buku ini merupakan hadiah dari teman, dan bisa dikatakan mereka tidak salah memilih buku tersebut. Makasih ya! HaHa. Dari dulu, saya sangat tertarik dengan dunia “berbicara” di depan umum sejak SMA sampai sekarang, dan sangat antusias mendengar setiap orang yang berbicara di depan publik dengan cara dan style mereka yang unik.

Saya sangat bersyukur dengan beberapa kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melatih kemampuan berbicara dalam beberapa kegiatan organisasi. Kesempatan yang berharga dimana saya bisa kembali “mengantongi” ilmu berbicara melalui buku pemberian ini. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan dari buku ini karena masih beberapa lembar saja yang terbaca. Namun, yang pasti, kata pengantar oleh Prof. Rhenald Kasali, Ph. D. membuatku tercengang dengan paragraf awal yang sangat mengena di hatiku.

” Ada begitu banyak orang yang terpengaruh oleh orang-orang yang kita sebut “motivator”. Bahkan banyak anak-anak muda yang sekarang mencantumkan dalam agenda cita-citanya, “ingin menjadi motivator”. Seakan-akan motivator adalah profesi yang dapat dibentuk, memberi penghasilan yang layak dan patut dikejar. Semua itu tentu saja keliru. Tak ada seorang pun yang berhak menyebut dirinya motivator. Sebab motivator adalah sebuah julukan yang datang dari masyarakat. Julukan itu diberikan karena pengaruh yang diberikan oleh motivator itu, bukan karena profesinya. Dan pengaruh itu sendiri hanya bisa muncul dari pribadi yang menarik, dari dalam pribadi seseorang yang mengalami sesuatu dan menyampaikannya dengan bahasa jiwa, bukan bahasa uang atau pekerjaan. “

Jujur saja, saya pernah bercita-cita ingin menjadi motivator, namun saya selalu merasa itu terlalu kejauhan dan tidak mudah. Sampai-sampai saya pernah mengurungkan niatku dan tidak berani menuliskannya sebagai cita-cita yang benar-benar ingin saya capai. Coba bayangkan, kadang memotivasi diri sendiri pas down aja susah, gimana bisa memotivasi orang lain lagi? HaHa. Setelah memahami kalimat tersebut, ternyata seorang motivator itu memang tidak disebutkan, melainkan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bersama orang-orang di sekitar kita. Untuk itu, mengapa saya sangat yakin bahwa setiap orang dapat menjadi seorang motivator yang “tidak terkenal” namun mampu mempengaruhi orang di sekitarnya baik secara langsung maupun tidak, baik terhadap orang lain maupun dirinya sendiri. So, let’s start it with ourselves. Ayo mulailah dari diri kita sendiri (:

Terlewati sudah 120 jam di tahun 2014 ini. Melewati tahun baru bersama beberapa sahabat tanpa melepaskan kembang api mengingatkanku sebuah momen di tahun 2008 dimana saya masih menjadi peserta di acara organisasi dan menyaksikan kembang api yang dilepaskan oleh para panitia acara. Tahun ini memang paling beda karena situasi gunung Sinabung yang tidak bersahabat. Cukup sedih sebenarnya. Bayangkan setiap tahunnya kita merayakannya dengan penuh keceriaan akan megahnya kembang api, lalu perasaan tersebut tiba-tiba redup seketika. Mungkin belum terbiasa sehingga perubahan feeling itu bisa sangat terasa.

Tapi, semuanya pun telah lewat dan berjalan dengan aman tenteram. Bahagia bercampur syukur, bisa melewati tahun 2013 dengan penuh pembelajaran hidup. Ketika menelepon papa mama untuk menyampaikan ucapan tahun baru, ternyata mereka sudah tidur. Papa mengangkat telepon dengan suara ngantuk dan hanya membalas ucapan saya dengan, “Ya ya ya…”. Lalu, selang beberapa menit kemudian, sms pun masuk dari no hp papa,

“SELAMAT ULANG TAHUN…. TGL 01-01-1991….. 2014…. PANJANG UMUR… SEHAT SELALU.. MAJU TERUS…. BERKARYA… DAVID WIJAYA….”

Ucapan dari papa yang gak pernah aku bayangkan sebelumnya adalah tentang “berkarya”. Memang berkarya adalah progress yang sedang saya jalankan. Walaupun saya memilih untuk tidak meneruskan bisnis papa dan memberikannya kepada adik ke-2 saya, maka saya harus berjuang lebih keras lagi dalam karir hidup saya. Saya cukup bersyukur dengan kedua orangtua saya yang tidak mengekang jalan karir hidup saya ke arah yang mereka inginkan. Walaupun begitu, ini juga menjadi tekanan hidup karena masa depan saya hanya satu-satunya ada di tangan saya. Saya sempat berpikir, seandainya kemarin saya memutuskan untuk meneruskan usaha papa, maka saya tidak usah pusing kepala lagi meniti karir dan tinggal mencari pendamping hidup (baca: istri). HaHa. Tapi, keputusan telah dibuat, juga mempertimbangkan karakter saya yang lebih cocok ke bidang yang lain, maka saya harus yakin dengan keputusan tersebut.

Resolusi di tahun 2014 tentu adalah karir yang sedang saya rintis di bidang usaha kuliner dan souvenir. Itu sedang jadi prioritas utama saya saat ini. Walaupun (terus terang saja) progressnya masih sangat lambat, saya masih harus banyak mempertimbangkan berbagai hal: mulai dari kegiatan organisasi, kondisi keluarga, rencana bisnis untuk jangka panjang, wawasan dan pengalaman yang masih dibangun, skill dan kreativitas yang sedang dikembangkan, sampai kondisi keuangan yang harus serba hemat. Sebenarnya mau cepat selesai sih bisa aja, tinggal membiarkan uang yang berbicara. Namun, saya gak berani mengambil resiko jika harus mengorbankan banyak uang untuk usaha yang baru dirintis. Untuk itu, saya lebih mengorbankan waktu, keringat, dan pemikiran saya semaksimal mungkin sehingga semua hal harus saya research sendiri, rencanakan sendiri, lakukan sendiri, dan gigit jari sendiri saat ada beberapa rencana yang sempat gagal. Tak apa-apa, learning by doing, lambat asal selamat. HaHa.

Berbicara tentang kondisi keuangan, untuk itulah saya harus menjalankan bidang souvenir juga. Bukan karena serakah ingin pijak 2 perahu sekaligus, tapi saya hanya tidak ingin finansial keluarga saya menjadi terganggu semenjak usaha kuliner berjalan nantinya. Bisnis kuliner bisa sangat beresiko karena bahan harus dibuang jika tidak laku (tidak bisa simpan lama-lama). Lagian itu juga salah satu passion saya di sana. Setidaknya, pendapatan ini bisa sedikit banyak membantu. Dan, terpaksa harus serba hemat. Saya semakin mengerti kenapa selama ini mama sungguh menyebalkan dengan sikap pelitnya dan super hemat. Apalagi jika harus makan di luar dan bertempat di cafe yang sedang menjadi lifestyle anak muda kota Medan, maka tidak bisa dibayangkan perasaan mama tentang “bagaimana uang begitu mudahnya dipakai namun susah untuk dicari”. Itulah yang sering diingatkannya kepada kami (baca:anaknya). Saya tidak bisa menyimpulkan kalau nongkrong di cafe itu gak baik karena kondisi masing-masing dari kita itu berbeda-beda dan tujuannya juga beda untuk setiap orang.

Jadi teringat bincangan dengan teman lama dulu, Yunita, yang sempat membahas bagaimana dulunya di masa sekolah, anak muda itu menghabiskan waktunya bersama teman dengan ngumpul di rumah teman sambil main kartu, pesan makan delivery, ataupun nonton bareng sehabis beli kaset. Tapi, sekarang lifestylenya dah memang berubah, ditambah tempat nongkrong yang mulai berjamuran dengan konsep kreativitasnya masing-masing. Dan, minuman yang dipilih pun sudah lebih ekstrim dari biasanya. HaHa. Yah, itulah kesimpulan yang bisa kita ambil dari perbincangan tersebut walaupun gak ada survei nyata yang benar-benar menyimpulkan fakta tsb. Itu hanya pendapat pribadi dan saya juga sendiri melakukannya. HaHa. Papa pernah berkata, “Kalau orang yang pendapatannya pas-pasan, cobalah sering nongkrong di cafe. Lama-lama pun tumpul (baca: miskin) jadinya. Apalagi kalau sama pacar (baca: cewek), matilah kalau harus bayar lagi.”. Pikir-pikir masuk akal juga. Apalagi zaman sekarang, hampir semua barang naik harga semenjak naiknya kurs Dollar terhadap Rupiah. Saya memang lebih baik memilih untuk tidak “enjoy life” di hadapan orang namun tetap stabil dengan finansial sendiri, daripada “enjoy life” di hadapan orang namun megap-megap setelahnya. Yah, itulah pilihan hidup yang saya harus pilih dengan situasi saya saat ini.

Dari berbagai pengalaman di atas, saya semakin mengerti kenapa terkadang saya melihat beberapa orang harus melakukan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya, yang tidak pernah kita inginkan sebenarnya, dan yang tidak pernah kita harapkan sebetulnya. Saya yakin, mereka mempunyai jalan hidup mereka sendiri. Kita tidak tahu (dan mungkin tidak akan pernah tahu) apa cerita di belakang layar kehidupan mereka. Saya juga yakin, hidup ini terasa lebih indah ketika kita bukan hanya melihat apa yang mereka perankan di panggung kehidupan, namun juga apa yang mendorong mereka melakukannya.

China - 2007

China – 2007

Terima kasih atas semua pengalaman hidup yang telah saya jalani hingga saat ini. Hanya rasa syukur yang bisa membuat saya lebih bahagia: mensyukuri apa yang saya miliki saat ini (terutama kedua orang tua dan kedua saudara yang melengkapi keluarga), kakek nenek, para guru, sahabat, dan kerabat, juga mensyukuri apa yang telah hilang dari genggaman, serta mensyukuri dengan kesiapan diri di masa mendatang yang belum pasti.

Sebuah curhatan di awal tahun 2014, sekaligus menyimpulkan pengalaman hidup selama tahun 2013. Happy New Year 2014.  Tetap semangat ya! (: