Category: Teenage Life


1.jpgWah, 7 bulan lamanya gak update blog lagi. Aku kembali jika ada “tetek bengek” yang pengen kucurahkan tanpa orang harus mengetahuinya secara langsung. Yah. Ngomong soal kebaikan, mungkin kita tahu ada pepatah mengatakan, “Jika tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan berbuat jahat. Jika tidak bisa berkata baik, setidaknya jangan berkata kasar.”

.

Quote itu beneren gak memaksa dan adil menurut aku. Karena orang baik itu belum tentu dikatakan baik kalau hanya dia berbuat kebaikan. Gak buat jahat juga uda termasuk baik. Dan, orang yang bisa berbuat baik itu sebuah anugerah tambahan yang pantas disyukuri dan tidak perlu dibandingkan dengan yang tidak punya kesempatan untuk itu. Yah, tidak semua orang punya kesempatan dan kemampuan untuk bisa berbuat baik, dan kondisi tsb tidak perlu membuat adanya perasaan berkecil hati. Well, melalui berbagai pengalaman dan kondisi yang aku hadapi, ada berbagai kasus yang membuat hatiku penuh kejengkelan, dimana hal ini menyangkut dengan quote di atas.
.

Bisa bayangkan gak, ada kondisi dimana ada sebagian orang yang gak berbuat jahat tetapi mencegah orang untuk berbuat baik. Ya, mencegah! Bisa bayangkan gak, orang yang mau berbuat baik itu akhirnya jadi takut dan menyesal. Aku yang menyaksikan itu secara langsung rasanya kayak “Aduh, kok gitu sih jadi orang? Orang kalau mau berbuat baik, mana mau lagi. Situ dosanya kurasa gak beda jauh lagi sama orang yang berbuat jahat di luar sana. Duh duh duh.”

.

Aku sebenarnya gak bisa tinggal diam melihat kondisi seperti itu karena aku beneren sangat keras jika saya yakin ini adalah untuk kebaikan lebih banyak orang. Tetapi banyak pertimbangan yang membuatku untuk tidak memberontak. Yah, ada beberapa hal besar yang “terpaksa” harus menjadi prioritas utama yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Tapi saya beneren belajar satu hal yang beneren masuk di hati.

Ketika kita sudah memiliki suatu kedudukan ataupun wajah yang lebih terpandang, dan juga memiliki “deking” di belakang yang bisa aja membela kita walaupun kita salah, atau mungkin karena jasa kita yang telah berpuluh tahun sudah kita tabung dan bisa kita banggakan, well sebaiknya jangan jadikan itu sebagai alat penguasa yang bisa dimanfaatkan dengan semena-mena walaupun kita merasa kita benar.

Pembelajaran ini yang membuatku “takut” akan kekuasaan dan kedudukan. Dulu aku sangat ambisius dengan namanya “jabatan” karena rasanya keren dan bisa memerintah dengan gagahnya seperti pemimpin yang saya tonton di televisi/film. Tetapi setelah melihat beberapa contoh dimana banyak orang yang berubah 180 derajat ketika berada di posisi tersebut, aku beneren takut. Yes, T A K U T. Aku takut berubah dengan “GAK SADAR” dan merasa bawah orang yang telah berubah memandang diriku, dimana kenyataannya aku lah yang sudah berubah.

.

Dan, 1 lagi. Jangan jadi penyulut api alias tukang bakar, yang di belakang suka mengompori tetapi di depan pura-pura bego, mikirnya orang lain gak tau dan mikirnya juga orang lain itu bego, kiranya ini semua terjadi secara alami. Aku beneren sedang melihat drama yang sangat mengguncang emosional hati. Aku kadang pengen ketawa sangking keselnya berkata dalam hati, “Eh, ada aja yah orang seperti ini.” dan kadang pengen aja aku cubit pipinya, “Aduh, kamu ngeselin deh!”.

.

Yah, setelah berpikir sangat panjang, cara meluapkan kekesalan dengan emosional gak akan mengatasi permasalahan seperti ini. Aku hanya bisa mencurahkan lewat tulisan, dan mengambil hikmah pembelajaran dimana ini mengingatkanku untuk tidak menjadi orang seperti itu. Just as a self-reminder dan semoga kalian yang mengalami kondisi seperti ini, anggaplah untuk menguji kesabaran. Bagi sebagian yang mungkin merasa “tersindir”, yang pastinya tidak disengaja, tapi setidaknya kamu bisa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan tindakan tsb, baik yang kamu sadari ataupun bisa aja tidak kamu sadari dan memahami bagaimana pandangan orang yang menyaksikannya dari sudut pandang yang berbeda.
.
Yah, aku sangat menyayangkan, jika orang yang sudah sangat lama berada di lingkungan yang baik tetapi menjadi “terlena” dengan kedudukan dan “aman” dengan memanfaatkan tameng dari orang-orang tertentu, yah aku rasa percuma saja. Dipandang secara luar itu bagus rupanya didalam terdapat beribu lika-liku permainan merangkai kata dan bersilat lidah.
 .
Terima kasih atas pengalaman dan pembelajaran ini.

KESAN SUKACITA

Akhir tahun 2016 sudah dekat. Waktu terasa cepat berlalu. Tahun depan akan menjadi tahun yang semakin menantang karena saya perlu menyeimbangkan kehidupan saya dari berbagai tanggung jawab yang ada. Banyak orang baru yang akan masuk dalam lingkaran kehidupan saya, baik dari jenjang perbedaan umur hingga jabatan dalam badan usaha (bisnis) maupun organisasi. Banyak target baru yang akan dicapai, baik dari sisi passion maupun profesionalitas kerja.

.

Sebuah harapan kecil, semoga semuanya akan berjalan dengan penuh “kesan” sukacita. Walaupun pohon yang tinggi tidak akan terlepas dari angin yang semakin besar untuk dihadapi, saya akan senantiasa berusaha untuk menjalaninya dengan rasa syukur dan bahagia. Bukan dengan cara tidak peduli dengan masalah yang akan timbul nantinya, tetapi dengan bagaimana saya bisa menerimanya dengan lapang dan mengubah sudut pandang dengan bijak.
.

Menjadi garam, bukan menjadi sebatang jarum dalam air. Yang ketika diaduk, garam larut sedangkan jarum tidak. Semoga saya bisa menyesuaikan diri dengan baik di dalam lingkungan yang akan memberikan ujian dan tantangan yang terkadang bisa membuat kita tertekan dan tidak berdaya, hingga pasrah dan akhirnya menyerah.

a

Quote ini sangat menginspirasi untuk menjadi panduan saya dalam menghadapi tahun depan 2017. Komunikasi adalah kunci yang senantiasa saya jaga dalam hubungan dengan orang-orang di sekitar. Saya cukup berterima kasih dengan sebagian orang yang bisa dengan terbuka dengan kehidupan dirinya, berbagi suka-duka cerita mereka, berbagi pandangan dan cara mereka menghadapi masalah, semuanya itu telah membuat pikiran saya menjadi lebih terbuka dan dewasa. Semoga jalinan komunikasi ini semakin terjalin erat dan harmonis hingga menginspirasi orang lain untuk menjadi lebih baik lagi.

.

Yah, pada akhirnya, kita hanya akan meninggalkan “kesan” di setiap orang yang kita kenali. Dan, pada akhirnya juga, kita hanya akan mengenang “kesan” yang selama ini kita alami dari setiap kejadian dengan setiap orang yang hadir dalam kehidupan. Yah, semoga semuanya berjalan dengan kesan sukacita.

.

Tetap semangART!

Beberapa minggu belakangan ini, saya banyak menghabiskan waktu di rumah. Menyendiri di ruang kerja, saya pun merasakan depresi yang membuat saya stagnan dan tidak produktif. Menghabiskan waktu di dunia maya dan bermain games hingga 4-6 jam setiap hari, saya merasa itu hanyalah sebuah pelampiasan untuk lari dari kehidupan nyata. Setelah rasa ngantuk menyadariku untuk berhenti, saya lalu menyesali bahwa apa yang saya lakukan itu tidak ada artinya di masa mendatang. Dengan berjanji dengan diri sendiri bahwa itu tidak akan terulang lagi, eh besoknya malah diulangi lagi. Setiap hari, terus-menerus, saya melakukan hal yang sama, namun saya terus membohongi diri sendiri. Saya menyadarinya namun tidak bisa melawannya. Saya tidak bisa melawannya, lalu saya pun menyesalinya.

Terkadang pikiran berimaginasi untuk merencanakan banyak hal untuk dilakukan, namun semuanya sirna ketika berakhir dalam tindakan. Menceritakan segala visi misi kepada orang lain agar mereka terkagum, namun sebenarnya saya sendiri belum tentu bisa merealisasikannya. Semuanya hanya rencana, namun tindakan belum tentu ada. Walaupun tindakan sudah ada, namun konsistensi akhirnya tiada.

Saya terus melawan diri saya sendiri, dan semakin dilawan, saya sebenarnya semakin tertekan. Ada sebuah sisi dimana saya ingin diperhatikan dan diberikan pujian. Mengharapkan respon dari setiap foto dan video yang saya unggah di sosial media, saya semakin terikat dengan terus menunggu setiap notifikasi agar batin ini terpuaskan. Dan ketika respon yang datang tidak seperti yang saya harapkan, tekanan kembali lagi datang dan berakhir dengan pelampiasan menghibur diri sendiri. Saya sadar, saya sudah tertarik cukup dalam di kehidupan maya. Yang saya korbankan adalah waktu di masa muda saya ini.

Saya semakin sadar bahwa saya memiliki dua sisi yang bertolak belakang dan saling melawan. Mereka berusaha ingin mendominasi namun saya yang berada di antara itu malah tidak bisa mengambil keputusan. Saya tertarik kesana kemari, tidak ada prinsip yang saya pegang teguh untuk melawannya. Saya sedang mencari tahu bagaimana saya harus menghadapi momen seperti ini. Momen ini tidak akan pernah hilang dan saya harus lebih siap ketika momen tsb kembali datang.

Sebenarnya saya sudah mencoba melawan, namun sisi tersebut semakin kuat dan mendominasi. Yang bisa saya lakukan sekarang adalah berusaha merubah perspektif. Menerima sisi tersebut tanpa melawan dan menjadikannya sebuah batu loncatan untuk memperkuat sisi yang sebaliknya. Batin ini memang tidak pernah diam dan susah diatur. Naik turun kesana kemari, yang pada akhirnya saya harus memutuskan sisi mana yang harus saya pertahankan untuk dijadikan kebiasaan dan karakter diri. Saya yakin inilah ujian terberat di masa muda karena ini tidak hanya sekedar mencari jati diri, namun bagaimana melawan kebimbangan dan bertoleransi dengan dua sisi kepribadian dalam diri kita.

Tetap semangART!

Hey, I’m back! Finally! Hahaha..

Sebenarnya sesibuk apapun, saya tidak pernah melupakan blog ini, cuma saya sering terdiam ketika harus memulai sebuah tulisan. Banyak perspektif bercampur aduk di otak dan berebut untuk dicurahkan dalam tulisan, sedangkan jari-jari ini tidak sanggup untuk merealisasikan mereka semua.

 

Hari ini, saya berusaha untuk menentramkan mereka kembali dan bertoleransi untuk bisa bekerja sama menghasilkan sebuah tulisan yang bisa mewakili suara hati. Yah, “Sengenggam Penyesalan”. Hingga sekarang, di umur 25 tahun ini, saya masih sering bertanya kepada diri saya, “David, apa sih yang sudah kamu lakukan selama ini?” “Kamu hidup buat apa sih David?” “Apa yang sudah kamu kerjakan hingga saat ini?” “Apa yang sudah kamu hasilkan?” “Apa yang bisa kamu banggakan?” “Lihat tuh orang-orang di luar sana udah punya pekerjaan yang mapan.” “Itu tuh seumuran kamu udah jadi orang sukses, lihat kamu sekarang, punya apa?” “Ah, udahlah, lupakan saja la David kalau kamu bisa capai impian seperti itu.”

 

genggaman penyesalan info77 david wijaya medan davidwijaya91 doodle art medan dwskellington

Sekuat apapun, ada saatnya saya tidak bisa melawan pemikiran tersebut yang sering terbayang-bayang ketika tidak ada hal yang bisa saya banggakan dalam hidup. Sekuat apapun juga, ada saatnya saya harus menerima pemikiran tersebut sebagai sebuah genggaman penyesalan.

 

Terkadang saya sering melawan suara hati antara realita kehidupan dengan apa yang ingin saya perjuangkan. Kedua hal tersebut tidak sering sinkron berjalan, malah lebih sering bertentangan dan saling melawan. Banyak tulisan ataupun kata motivasi yang sering kita baca, bahwa kita harus menjalani kehidupan dengan mencintai apa yang kita kerjakan. Namun, itu sama sekali tidak gampang. Menjadi beda dari yang lain ibaratnya seperti menjadi ikan di daratan.

 

 

 

 

Terkadang tidak ada yang peduli seberapa tersiksanya ketika kita kehabisan oksigen yang tidak bisa kita hirup di daratan, seperti halnya ketika kita kehabisan motivasi untuk bisa bertahan dengan apa yang kita sukai untuk bisa menjadi sesuatu yang bisa kita banggakan.

 

Terkadang perjuangan tersebut memaksa kita harus kembali ke perairan agar kita tidak mati di tengah jalan dan ditertawakan oleh mereka yang berada di perairan. Terkadang ingin kembali namun hati ini menyisakan penyesalan dan sebuah gengsi yang tidak ingin diperlihatkan, karena kita menyerah dan kembali ke arah yang sudah dijalani mereka selama ini.

 

Yah, saya sering menyesali hal tersebut karena saya berada di tengah perjalanan, antara kembali atau maju, antara menyesal atau bertahan, dan antara berjuang ataupun pasrah. Saya tidak ingin menilai mereka di luar sana bahwa mereka itu sama dan saya lah yang ingin beda dengan yang lain, ataupun saya egois untuk tidak ingin disamakan dengan yang lain, namun sebenarnya saya hanya ingin mendengar kata hati yang lebih sering jujur menilai diri saya, ketimbang logika dan perspektif yang saya pikirkan selama ini. Suara hati kadang terlalu kecil sehingga saya mengabaikannya, sedangkan suara penyesalan terkadang lebih peduli sehingga menjadi genggaman kuat yang sulit dilepaskan.

 

Saya yakin, saya tidak sendiri merasakan hal ini. Saya juga yakin, banyak yang sedang memperjuangkan genggaman penyesalan mereka agar suatu saat mereka bisa melepasnya dengan sebuah senyuman dilandaskan keikhlasan. Dan saya semakin yakin, bahwa banyak yang sedang mengikuti kata hati mereka. Yah, sampai kapan kita bisa bertahan? Sampai kapan kita bisa memperjuangkannya? Dan, sampai kapan kita bisa membanggakannya? Yah, jawabannya sederhana: “Suatu hari nanti”. Kita tidak tahu kapan, namun kita tahu pasti ada hari dimana kita bisa menjawab semua pertanyaan tersebut. Ada hari dimana perjuangan kita menjadi seekor ikan di daratan akan menjadi sebuah cerita yang bisa dinostalgia diiringi senyuman dan tawaan, baik bagi diri kita maupun orang lain.

 

Yah, suatu hari nanti ~

 

info77 picket fence pre school intenational medan davidwijaya91 medan blog sharing writing

Ada beberapa saat, pikiran saya sering berkhayal terlalu jauh. Melihat orang berjalan kesana-kemari, mobil dan motor yang setiap harinya memadati jalanan, hari libur yang membuat jalan sepi seketika, dan berbagai adegan kehidupan yang ketika saya pandang dengan cukup lama, seakan gerakan visual tersebut menjadi lambat dan membuatku bertanya dalam diri, “apa yang saya lihat? semua ini apa? apa yang mereka lakukan? apa yang saya pikirkan?”. Saya seakan seperti bayi baru lahir yang mencari tahu tujuan dari hidup ini seperti apa.

Apakah ini sebuah proses pencarian jati diri? Terkadang saya sering berpikir, bagaimana untuk menjadi diri yang berbeda dengan yang lain? Katakanlah tidak ada yang beda, apakah itu yang saya inginkan? Atau demi orang lain kita menjadi sebuah pribadi tertentu? Bagaimana untuk mendengar bisikan hati yang terdalam mengenai apa yang kita inginkan dalam hidup ini? Semua pertanyaan akan kembali dengan sebuah pertanyaan sederhana: Apa yang kita cari? Apa yang saya cari? Mencari suatu kesibukan baru yang kemudian akan membuatnya menjadi rutinitas. Rutinitas akan membuat sebuah proses pengulangan dan akan berjalan terus hingga suatu saat kita merasa bosan, atau mungkin konsentrasi sudah tidak sebegitu semangatnya seperti dulu, lalu kita pun berhenti.

Ada suatu ketika, saya sangat semangat menjalani hidup. Banyak tantangan dan target kehidupan yang ingin dicapai, deadline yang membuat kita tetap waspada, dan impian yang membuat kita tetap maju walaupun selangkah demi selangkah. Ada suatu ketika juga, hidup ini terlalu kosong penuh kejenuhan. Sulit mengatur diri seakan diri ini memberontak namun tidak dapat menenangkannya. Kebiasaan tidur pada saat dini hari, sekitar jam 1 atau 2, sedang menjadi perlawanan batin yang sampai sekarang masih sulit dilawan. Saya teringat, dulu saya pernah menasehati teman yang sering tidur di jam segitu, dan dengan mudahnya saya bercuap nasehat  dan segala perkataan positif sehingga itu terasa mudah bagi saya, namun sebenarnya tidak bagi orang yang berada di posisi tersebut.

Hidup yang membuat kita harus merasakan kekurangan agar bisa menghargai kelebihan. Merasakan sakit agar menghargai kesehatan. Merasakan kekecewaan agar menghargai kepercayaan. Dan, merasakan pengalaman agar menghargai kehidupan. Mungkin, hidup ini harus dibuat sederhana. Tidak perlu berpikir terlalu kompleks sejauh kita tidak merugikan orang di sekitar kita. Tidak perlu membandingkan sejauh kita hidup sesuai dengan kemampuan. Hidup memang harus dijalani sejauh kita masih memiliki jatah yang tidak tahu kapan itu akan habis. Saya hanya perlu sebuah prinsip hidup, ditambah konsistensi untuk mempertahankannya, beserta sebuah semangat dalam menjalaninya. Saya tidak ingin kecewa dimana pada akhirnya saya mendambakan waktu harus diulang kembali. Hidup ini memang seperti drama, namun drama kehidupan ini tidak bisa diputar kembali ataupun diulang seperti siaran ulang televisi.

Saya hanya perlu mencari waktu untuk terus merefleksikan diri, sejauh mana pikiran ini bertumbuh, sejauh mana prinsip hidup membuatku benar-benar hidup, dan sejauh mana saya bisa mendengar bisikan hati ini. Walaupun saya tidak menjamin tidak ada kekecewaan di akhir, namun setidaknya saya telah berusaha menyeimbangkan setiap aspek dalam kehidupan saya. Semoga saya bisa mengolah diri ini dengan baik. Sadar dengan sifat dan kebiasaan buruk yang sulit dilepas, dan mengatur waktu dengan baik agar kesempatan emas yang sudah datang tidak menjadi sia-sia. Terima kasih atas segala pengalaman hidup yang telah saya jalani sampai saat ini. Semoga jodoh baik selalu memberikan dukungan semangat yang positif agar hidup tidak hanya sekedar bernafas.

Rabu, 14 Oktober 2015

2:00 WIB

TRUE PASSION

“When I was 5 years old, my mother always told me that happiness was the key to life. When I went to school, they asked me what I wanted to be when I grew up. I wrote down ‘happy.’ They told me I didn’t understand the assignment, and I told them they didn’t understand life.”

― John Lennon

 

There are people who are born knowing what they want to do in their lives. They have a clear picture of what they want to spend their lives doing and what makes them feel complete. These people, since they know what they are meant to do, make great progress in their lives and live life to the fullest. However, million others who have no idea about their passion and spend all their lives looking for a meaning that most never get. This guide is dedicated to many such people who are trying to find passion in their life.

Here are a few tips that you can follow to get to know your true passion:

Tip 1 – Listen to your inner voice and read between the lines

Tip  2 – Sneak a peek into your childhood to dig up the lost passion

Tip  3 – Come out of your comfort bubble to discover your true self

Tip  4 – Travel to arrive at your objective to know your passion

Tip  5 – Be as selfish as you can be since it’s “your” unique journey

Tip  6 – Make time to analyze what you admire in your role models

Tip 7 – Try new things to broaden your chances to know what excites you the most

Tip 8 – Introspect as your passion may be wrapped around your deepest values

Conclusion – Embrace your “moment of truth” as nothing could actually make you feel better

 

Source: Drprem.com

David Wijaya Medan Indonesia davidwijaya91 info77 wordpress best good friend very chandra blia yad indonesia

(2011) Darwin – Yohannes – Chandra – Agus – Very

Tahun 2015 akhirnya sudah berjalan sekian hari hingga tak terasa bulan Januari akan segera terlewati. Memang sudah terlalu kebiasaan merasakan bahwa waktu selalu berjalan begitu cepatnya. Padahal 24 jam sehari masih perlu dimanfaatkan lebih baik lagi sehingga benar-benar bisa terasa bahwa waktu tidak berjalan cepat, juga tidak berjalan lambat. Tanpa disadari, waktu yang sebenarnya telah berjalan dengan normal seirama dengan detakan jantung setiap detiknya. Hanyalah perasaan diri ini yang membisikkan sebaliknya.

Awal tahun yang dihadapkan dengan ujian kehidupan. Awal tahun yang memerlukan kesabaran untuk menghadapi kondisi ketidaknyamanan. Awal tahun yang memacu kebulatan hati untuk menerima dan belajar dari pengalaman hidup. “Sabar adalah kekuatan. Sabar adalah kebijaksanaan. Sabar adalah kemurahan hati.” Begitulah kata bijak dari salah satu panutan saya dari seorang guru spiritual, Venerable Master Hsing Yun. Semoga saya bisa melewati ujian ini dengan penuh rasa syukur dan pembelajaran di masa mendatang.

Ada suatu waktu, saya sulit mengontrol gejolak batin yang tidak stabil. Secara sadar, fisik dikontrol dengan pasrahnya oleh pikiran, seolah-olah diri ini tidak dapat berbuat apa-apa. Terkadang perencanaan jelas dan semangat di awal dapat dengan mudahnya hilang, dan berubah haluan menjadi kemalasan dan penundaan. Namun, ketika semangat itu tiba, maka durasi tersebut hanya berjalan sekian waktu yang sangat cepat berakhir. Fisik dengan mudahnya memanjakan diri seolah-olah tidak ada tuan rumah yang menantikan perubahan yang lebih baik. Ada suatu waktu, saya bisa duduk termenung dan merasakan kekesalan yang luar biasa mendalam sehingga sering menyalahkan diri sendiri atas waktu yang telah terlewati dengan sia-sia.

Yah, kondisi ini saya sadari dengan sangat sadar, namun masih perlu kekuatan dan kebulatan tekad untuk mengatasinya. Batin dan fisik memang harus seimbang. Inilah target yang masih harus saya perjuangkan di tahun ini. Misi keseimbangan hidup yang tidak akan habisnya selesai karena hidup memang perlu senantiasa diseimbangkan dan disesuaikan dengan berbagai sebab dan kondisi.

Blog merupakan refleksi dari sebuah sisi yang berbeda dalam diri saya. Tidak banyak harapan selain sebuah refleksi terhadap diri sendiri agar tidak hanya termenung dalam larutan kehampaan hidup, namun dapat bangkit untuk menjadi sebuah pohon dengan akar spiritual yang kokoh dan berkualitas. Saya yakin, ada sebuah sudut pandang yang perlu menjadi pertimbangan saat kita menyoroti diri dalam sisi spiritual. Yah. Sebuah pembelajaran. Sebuah pengalaman. Tetap semangat!

“Yesterday I was CLEVER, so I wanted to change the world.

Today I am WISE, so I am changing myself.”

– – – Rumi

David Wijaya Korea info77 WordPress blog sharing daily life doodleart doodle art medan local talent indonesia doodlegraphy

2012 – Korea

November yang akan segera berakhir. Desember yang telah menunggu. Gak terasa tahun 2014 sudah di ujung kalender. Sisa sebulan untuk mempersiapkan segala target 2014 yang belum tercapai. Ada beberapa target yang masih belum tercapai dengan memuaskan di tahun ini (yang sepertinya tidak bisa diselesaikan lagi di tahun ini), seperti:

.

– Pembelajaran Video Motion Graphic yang merupakan pengembangan hobi illustrasi vektor yang saya ekperimentasikan secara otodidak selama ini. Cukup menarik dapat melihat berbagai vektor ilustrasi bergerak ke sana kemari. Seandainya doodle monster yang saya gambar selama ini bisa bergerak kesana-kemari dan berinteraksi serta mengeluarkan sound effect lucu. Ah. That will be awesome! But, it’s just still a dream!

– Latihan Latte Art yang masih jauh dari sempurna. Masih kesulitan dalam melakukan steam pada susu sehingga kontrol penuangan Latte Art masih beresiko gagal. Sempat bereksperimen kurang dari 10x selama ini, jadi sangat wajar kalau latihan keras masih diperlukan!

.

– GYM. Hahahaha! Sudah sempat mulai 2 bulan, dimana intensitas latihan yang semakin menurun dari waktu ke waktu. Memang semangat olahraga ini bisa turun drastis, dipengaruhi oleh rasa malas, capek, ataupun jenuh karena berbagai tugas yang menumpuk. Eits, ini akan berlangsung sementara saja karena berbagai tugas sudah mulai bisa dihandle dengan baik. Gak boleh memanjakan diri, David! (:

– Pembelajaran Leadership & Branding secara online. Dua situs pembelajaran yang selama ini menjadi sumber informasi saya adalah http://www.ciputraeco.com (kuliah online) dan http://www.selasar.com. Kalau ada waktu luang dan konsentrasi cukup, maka dua website ini menjadi teman pendamping. Masih belum menjadi prioritasi penting. Sekedar baca, belajar, eksperimen, dan menganalisa dari sudut pandang kondisi & peran saya saat ini.

.

– Photography & Doodle Art. Dua bidang pembakar semangat hidup. Walaupun ini hobi yang menyenangkan, tapi perlu timing yang tepat juga untuk meng-eksplore bidang tersebut. Berbagai kolaborasi juga dilakukan agar semangat mengembangkan hobi tersebut bisa menular ke orang-orang di sekitar. Doodlegraphy merupakan konsep terbaru, yang harapannya bisa menambah sebuah inovasi baru di dunia Photography itu sendiri.

– Food & Beverage. Punya impian untuk melakukan inovasi di dunia makanan dan minuman. Saat ini, usaha kuliner Mie Tarek memang masih fokus di bidangnya sendiri. Memang tidak ada background di dunia kuliner, tapi karena lingkungan yang tersedia dan pengalaman yang diberikan (juga didesak), kenapa tidak untuk memulai berbagai inovasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada?

.

– Blogging. Yah, kegiatan menulis wajib dilakukan. Karena, ketika menulis itu rasanya bisa merefleksikan diri saya kembali, pemikiran yang bercermin pada hati, dan rasa untuk menyadarkan diri. Sejauh ini, ada 3 website yang wajib saya manage: blog pribadi (info77.wordpress.com), website usaha kuliner (www.mietarek.com), dan website komersial pribadi (www.DWskellington.com) yang masih COMING SOON! Tetap semangat deh walaupun harus manage 3 website. Ada aja kebanggaan sendiri ketika website itu bisa launching dari hasil kerja keras sendiri. Hihihi.

– Socialize. Meet new friends. Mengikuti kegiatan organisasi, acara, maupun kongkow dengan teman lama maupun baru. Jujur saja, saya kadang merasa malas untuk berjumpa orang. Pengennya di rumah. Tapi, saya mulai merasa bahwa inspirasi dan ide hebat dapat datang begitu saja ketika kita bercerita, ataupun semata-mata mendengar dan berbaur dalam sebuah kegiatan sosialisasi yang baru.

.

– Last, bidang Souvenir #DWskellington yang masih sangat-sangat-sangat banyak yang bisa dieksplore dan dikembangkan. Kegiatan handmade yang juga merupakan hobi yang saya senangi, namun kepentingan dan kewajiban lain yang harus lebih diprioritaskan selama ini. Project souvenir ini tidak boleh dipandang sebelah mata. This project should run independently next year!

.

Mungkin ini saja. Jika masih ada, akan bersambung di tulisan berikutnya. Sebagai penutup, melalui tulisan ini, saya ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan syukur, khususnya dukungan dari keluarga, yang mempercayakan saya dalam mengembangkan hobi yang saya miliki. Mereka tidak menuntut saya harus seperti apa kelak. Mereka juga tidak membiarkan, namun mempercayakan. Tadi pagi, semangatku kembali dibakar oleh perkataan Mama,

“Ayu Ting Ting saja dulunya penyanyi di kampung-kampung, sekarang sudah terkenal dan sukses. Jadi, kamu juga begitu. Harus sabar dan dari bawah dulu.”

Yap, hidup harus punya harapan. Inilah harapan dari keluarga. Semoga tidak mengecewakan. Tetap semangat! Tetap semangat! Tetap semangat!