Yeay, akhirnya sudah memasuki tahun 2016. Tulisan pertama di tahun ini bakal dimulai dengan flashback beberapa momen berkesan selama tahun 2015. Mungkin tidak banyak yang bisa diceritakan, karena sebagian sudah tenggelam dalam ingatan dan sebagian telah melebur dalam bentuk kesan dan hikmah kehidupan.

aspek keluarga - info77 wordpress blogging sharing blog M medan blogger

Namun, dari keseluruhan aspek kehidupan (karir, keluarga, passion, spiritual, sahabat, partner, pengalaman, etika dalam masyakarat, aktivis, bisnis, hubungan sosial, hingga relawan), saya paling mempertimbangkan pentingnya aspek “keluarga” dalam sebuah nilai kehidupan. Prinsip hidup dimana saya sangat percaya bahwa keluarga adalah sebuah jodoh yang sangat kuat dimana telah dibangun dari hubungan yang sangat kompleks, dan tentu saya tidak boleh menyia-nyiakan jodoh tersebut selagi saya mampu mempertahankannya.

.

Mempertahankan hubungan keluarga, bukan berarti sebuah keluarga tersebut harus terlihat rukun. Tolak ukur sebuah keluarga sangat relatif karena setiap keluarga itu berbeda. Ada yang harus dikorbankan, dimana jika selama ini saya sangat menjaga hubungan keluarga maka di lain sisi ada aspek lain yang tidak menjadi konsentrasi saya, seperti salah satunya aspek karir yang belum menjanjikan. Saya harus menerima konsekuensi tersebut, karena masyarakat bisa melihat perkembangan karir dari luar sedangkan perkembangan dalam keluarga tidak bisa secara gamblang dinilai orang.

IMG_5390

Membangun usaha Mie Tarek bersama mama dari angka nol sejak setahun lebih yang lalu, tujuannya hanya satu, ingin saling mendukung satu sama lain dengan kemampuan dan tenaga yang ada. Sejak itu, saya memiliki tekad untuk mengorbankan segala gengsi dan pendidikan S1 cumlaude saya sebagai seorang penjual mie. Namun, tidak ada yang tahu bahwa sejak usaha tersebut, kami melalui berbagai tantangan, salah satunya penyesuaian kerja sama antara saya dengan mama sebagai partner dalam bisnis. Kami telah melalui berbagai gejolak pertengkaran hebat dimana dari kejadian tersebut, kami semakin menghargai arti keluarga. Di akhir tahun ini, kami sekeluarga bisa berkumpul kembali karena sebuah stand Mie Tarek di kegiatan organisasi sosial. Walaupun tahun ini dilalui tanpa adik terkecil (Daniel Wijaya), namun momen kebersamaan ini adalah doa ulang tahun saya di 2 tahun sebelumnya. Proses ini tidak mudah karena itu adalah tantangan tersendiri dari keluarga saya. Papa, mama, dan saudara memiliki sifat dan sikap masing-masing, dan untuk menyesuaikan semuanya dalam sebuah kebersamaan yang sepaham merupakan jodoh yang harus saya syukuri.

.

Jika suatu saat, Mie Tarek bangkrut, saya tidak akan menyesal sedikitpun karena yang saya peroleh dari usaha ini bukan semata-mata adalah uang, namun kesan yang tidak bisa diwakilkan dengan rangkaian kata-kata. Pada dasarnya, hidup sangatlah sederhana. Saya hanya berusaha ingin hidup dengan seimbang karena menjadi sukses tidak harus tampak dalam ukuran karir yang menjanjikan. Terkadang, kita terlalu banyak membandingkan orang yang jauh lebih baik dari kita sedangkan kita tidak menyadari apa yang kita miliki, yang bisa kita manfaatkan untuk membuat kita setahap lebih maju. Terkadang, kita memaksa diri untuk melompat 5 langkah padahal kaki kita tidak sepanjang kaki orang lain yang kita bandingkan. Mungkin, orang akan menilai saya, ”Berarti kamu orangnya gak mau berusaha dan tidak bisa berkembang.” Namun, hati saya berkata, “Pandangan kebahagiaan & kesuksesan setiap orang itu berbeda, dan saya memiliki cara saya sendiri untuk memahaminya. Saya akan menerima konsekuensi dari pandangan kebahagiaan saya sendiri.”

 

29 B

Saya sangat bersyukur dimana aspek keluarga telah menjadi kebahagiaan & motivasi terbesar yang bisa saya rasakan ketika kita bisa melalui setiap masalah yang datang dalam keluarga. Keluarga yang harmonis bukan berarti setiap anggota keluarga akan selalu merasakan momen kebahagiaan. Namun dari setiap masalah, hubungan keluarga bisa menjadi lebih dekat dan saling memahami satu sama lain, serta bisa menerima sifat buruk setiap anggota keluarga dan menyesuaikannya dengan lapang dada dan kesabaran. Dari perpisahan, kita juga semakin menghargai sebuah perjumpaan. Kepergian Daniel menimba ilmu di tahun 2015 telah menjadi sebuah momen dimana kita sekeluarga akan semakin menghargai arti kebersamaan. Saya tidak ingin orangtua saya bangga karena pendidikan cumlaude yang saya capai, karir saya yang menjanjikan, ataupun menjadi seorang ayah kelak membangun sebuah keluarga baru, namun bisa menjaga sebuah keluarga sederhana ini melalui setiap kesulitan hidup dengan hati yang sabar dan tegar, berusaha yang terbaik dengan segala kesempatan yang ada, menjadi pribadi yang jujur dalam masyarakat, menghargai apa yang kita miliki dalam hidup, menjadi pendukung di balik layar kesuksesan seseorang, saya rasa itulah arti dari sebuah momen kesederhanaan hidup.

.