This slideshow requires JavaScript.

Apa yang bisa diharapkan dari sebuah persaudaraan? Setelah 16 tahun bersama, melalui berbagai perjalanan hidup, akhirnya kami harus berpisah dengan adik yang terkecil, Daniel Wijaya. Dirinya yang paling dekat dengan saya dari semua anggota keluarga, hingga teman-teman di sekitar telah menganggap saya sudah seperti ayahnya. Yang dari kecil sudah bersama saya menjalani kegiatan organisasi, bersama saya melewati momen sekolah dari dirinya SD hingga SMA, dan sampai sekarang, dia sudah tumbuh tinggi dan tegap, tidak seperti dulu yang kecil mungil, yang bisa saya suruh kesana kemari.

.

Dia harus berjuang sendirian di negeri Taiwan untuk menimba ilmu. Berbekal mandarin yang pas-pasan, dan dukungan ekonomi keluarga yang juga tidak sebegitu mudahnya bisa dihasilkan dalam sekejap, kami sekeluarga tentu memiliki harapan yang besar terhadap masa depannya kelak. Dia mungkin tidak siap, namun saya terus meyakinkan dirinya bahwa saya akan terus mendukungmu dan kamu pasti bisa. Mau tidak mau, saya harus yakin dan berusaha, dengan sebuah firasat bahwa dia pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

.

Saya teringat, kenapa selama ini, ayah tidak pernah menceritakan masalahnya ke keluarga. Ketika ditanya, dia hanya menjawab, “Tidak ada masalah kok. Semuanya pasti beres.” Saya semakin mengerti bahwa tidak ada seorang ayah yang ingin keluarganya hidup susah walaupun dirinya sedang kesusahan. Ayah tetap meyakinkan kita bahwa semua masalah akan selesai walaupun dia mungkin tidak yakin. Begitu juga yang saya rasakan saat ini. Saya sudah memiliki kewajiban untuk menjaga adik-adik saya, dan kewajiban itu sudah seperti panggilan hati yang tidak bisa saya tutupi, yang terus membisik dalam batin.

.

Setiap perjalanan hidup ini telah menyisakan jejak pembelajaran. Jejak demi jejak yang perlu disadari, direnungkan, dan dijadikan sebuah perubahan yang lebih baik. Hanya sebuah pesan dan harapan sebagai seorang abang, juga seorang ayah;

.

“Jika tidak bisa menghasilkan uang banyak, sedikit juga tidak apa-apa. Jika tidak bisa sama sekali, setidaknya janganlah boros. Jika bisa mendapatkan beasiswa, itu tentu baik. Namun, jika tidak bisa mendapatkan juara, setidaknya janganlah menjadi malas. Pendidikan mungkin penting. Uang mungkin juga penting. Namun, menjadi pribadi yang bermoral baik dan bijak dalam masyarakat adalah hal yang terpenting dalam hidup. Menyesuaikanlah diri dengan lingkungan, dan kamu akan tahu mana yang baik dan benar, mana yang lebih pantas dan tidak.”

.

Semoga keputusan ini menjadi sebuah pengalaman hidupmu yang paling berharga. Jadilah motivasi yang terus membuatmu aktif, jadilah pengalaman hidupmu ini sebagai sebuah inspirasi bagi orang lain kelak. Saya selalu mendukungmu! Keep in touch, bro!