Saya merupakan salah satu MANUSIA dari milyaran manusia yang ikut BERSAMA planet Bumi mengelilingi MATAHARI dalam tata surya. Saya bernama “David Wijaya” dengan TRILIUNAN sel hidup yang sedang TERPERANGKAP di dalam tubuhku. Saya juga satu-satunya di dunia ini yang memiliki KEUNIKAN akan mata dan BIBIR yang bergabung menjadi sebuah MAHA karya kedua orang tua saya. Saya dilahirkan oleh seorang ibu yang pandai memilih TIMING di tahun 1991, dimana semua orang secara “sengaja namun terpaksa” merayakan kehadiranku dengan HIASAN kembang api di langit hitam PENUH bintang, sambil menemani kesendirian sang BULAN.
Tidak ada yang bisa menghentikan triliunan sel yang terus AKTIF berkembang dalam tubuhku. Ini membuat peran hidupku sebagai seorang anak TERTUA dalam keluarga tidaklah cukup. Mendorongku menjadi seorang AKTIVIS dalam kegiatan organisasi dan komunitas pun tidak membuatku berhenti sampai di situ. Dua puluh empat jam sehari hanya membuatku TERPAKU dalam keheningan akan hampanya RUANG hidup jika hanya tidur dan makan yang kulakukan. Kapan saja kedua tanganku ini bisa menekan huruf-huruf keyboard secara ACAK beraturan menjadi sebuah curhatan HATI di blog diari ini. Untung saja, saya tidak pernah bosan karena menjadi seorang PENYORET doodle dan pengrajin KERTAS juga mengasyikkan. Imaginasi TIADA batas sambil berfantasi mampu MEMACU semangatku untuk menghargai setiap coretan SENI dari setiap manusia yang juga hobi menyoret.
Saya sangat yakin satu hal bahwa sampai kapanpun “davidwijaya91” merupakan satu-satunya ID di jagad raya ini yang dimiliki oleh instagram, twitter, dan facebook. Terkadang mereka BERTIGA malah lebih baik dibandingkan temanku di dunia NYATA. Mereka selalu menjadi pendengar setia akan ringkikkan twitterku. Mereka selalu menerima segala status facebook diriku. Mereka juga selalu MEMAMPANGKAN berbagai foto narsisku di dalam album foto mereka. Seandainya semua temanku seperti mereka bertiga, maka HAMPIR 24 jam saya akan memperhatikan mereka, seperti saat saya memperhatikan NOTIFICATION terbaruku setiap hari.
Apapun cerita hidupku, saya telah BERJANJI pada diri saya. Saya akan mendirikan sebuah KOMUNITAS, yang tanpa lelah memperhatikan kesengsaraan para manusia yang memiliki BIBIR seperti saya ini. Komunitas Bibir Indonesia akan mendunia tidak hanya di Indonesia. KBI akan MEMBUKTIKAN bahwa bibir yang kita miliki BUKANLAH kutukan kesengsaraan yang membuat kita tersisihkan dalam masyarakat, namun sebuah karya seni BERTINTA merah merona yang menyatukan pulau dan samudera.
Untuk itu, tetaplah SEMANGAT, davidwijaya91! Tetaplah bersama Bumi di kota MEDAN yang tak pernah lelah memutari KEGAGAHAN akan terbit terbenamnya sang Matahari.
Info77 